Mengenal Apa itu Kampung Inggris dan Penjelasannya 

Saat mendengar kata Kampung Inggris sepintas pasti akan berpikir bahwa ini merupakan sebuah kampung yang ditinggali orang-orang bule. Atau bisa saja terbayang jika semua orang dari anak kecil hingga orang tua, berbicara bahasa Inggris.

Setidaknya seperti itulah yang saat ini banyak diberitakan di media massa baik cetak maupun elektronik. Sebagian besar pernyataan ini benar, namun tidak semuanya sesuai kenyataan, bahkan ada yang dilebih-lebihkan.

Mengenal Apa itu Kampung Inggris

Kampung Inggris sebenarnya bukan nama formal dari sebuah desa. Ini hanyalah sebutan dari suatu perkampungan yang berada di sepanjang Jalan Anyelir, tepatnya Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Perkampungan ini kecil yang sejuk, damai, sejuk, dan jauh dari keramaian kota.

Bahkan, orang-orang yang tinggal disini adalah murni orang Indonesia. Jadi, bukannya kampung yang ditinggali oleh orang bule. Namun julukan yang diberikan pada kampung ini bukan tanpa alasan, karena konon ceritanya di kampung ini semua orang berbicara bahasa Inggris.

Namun, bukan karena bahasa Inggris adalah native language (bahasa asli), melainkan lebih banyak orang yang bisa berbicara bahasa Inggris disana. Di Kampung ini memang sudah banyak sekali kursus kelas bahasa Inggris.

1. Terdiri Banyak Lembaga

Hingga pertengahan tahun 2011, sudah tercatat ada sekitar 100 Lembaga Kursus yang beroperasi di Kampung Inggris. Bahkan, kampung ini seperti menjadi pusat pembelajaran bahasa Inggris terbesar di Indonesia. Dengan banyaknya lembaga kursus tersebut, tidak heran banyak orang yang bicara bahasa Inggris

Semuanya berawal dari didirikannya sebuah lembaga kursus yang bernama BEC (Basic English Course) oleh seorang penduduk pendatang bernama Pak Kalend (Mr Kalend). Meski namanya seperti nama orang bule, namun dia orang Indonesia asli.

2. BEC (Basic English Course) Pare

Awal berdiri kampung Inggris dengan fasilitas terbatas, yang berlokasi di teras masjid dan diperuntukkan untuk anak-anak desa kurang menguasai bahasa inggris. Berikutnya, di rumah yang membolehkannya mengajar, dan akhirnya sampai mempunyai gedung sendiri.

Inilah perjuangan dari Pak Kalend yang konsisten dan pantang menyerah sampai mengantarkan BEC menjadi terkenal dan lulusannya diakui kualitasnya. Hal ini juga yang mengundang banyak pendatang dari seantero nusantara untuk belajar bahasa Inggris disana.

Sampai-sampai tidak ada tempat di BEC yang digunakan untuk menampung para calon murid tersebut. Disinilah sudah mulai berkembang beberapa lembaga kursus baru agar bisa memenuhi permintaan yang semakin meningkat.

Sebagian besar lulusan BEC tetap mengajar di sana dan beberapa lainnya mendirikan lembaga kursus sendiri. Kampung Inggris yang telah didirikan juga semakin bervariasi mulai dari segi waktu, spesialisasi program, metode dan biayanya.

Namun tidak semua lulusan BEC memilih mengajar dan mendirikan kursusan sendiri. Ada juga yang tetap buka warung, jualan bakso, dagang soto, membuka tempat fotokopi dan lainnya. Namun, mereka semua bisa berbahasa Inggris. Itulah gambaran dan sejarah mengenai kampung Inggris Pare.

Tinggalkan komentar